Gelombang Peradaban Manusia dan Perkembangan Tekhnologi Komunikasi (Alvin Toffler)
REP | 02 November 2011 | 11:50 Dibaca: 346 Komentar: 0 Nihil
Alvin Tofler membagi perkembangan peradaban manusia itu menjadi 3 gelombag, yaitu:
1. Gelombang 1 masyarakat agraris (pertanian) (8000 SM-1700 Masehi)
Pada fase ini, masyarakat mulai
mengenal tekhnologi pertanian, manusia mulai berubah, dari yang
sebelumnya hanya mengandalkan sumberdaya alam secara langsung dan di
manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kemudian sudah berubah untuk
memelihara dan memproduksi sendiri sumber makanan dan pemenuhan
kebutuhan melalui proses berternak dan bercocok tanam.
Lebih rinci, masyarakat pada gelombang ini di lukis sebagai berikut:
1. Energi yang diandalkan adalah energi otot, anggapannya energi ini tak akan habis.
2. Tenaga utama adalah manusia dan binatang.
3. Manusia berada pada era pertanian awal.
4. Mobilitas manusia dan informasi berjalan sangat lamban.
5. Pendapatan
perkapita sangat rendah, karena hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
beberapa hari saja, dan sangat tergantung pada alam dan binatang.
6. Homo homini lupus – siapa yang terkuat dialah yang menang (hukum rimba).
Proses komunikasi yang terjdi pada manusia yang hidup pada gelombang ini adalah proses komunikasi interpersonal, dimana pesan hanya terjadi dari mulut kemulut dan face to face (tatap muka).
Akan tetapi gelombang ini sebenarnya bukanlah fase awal perkembangan tekhnologi komunikasi, karena menurut Everett M. Rogers dalam bukunya Comunication technolgy (1986)
pada 22.000 Sebelum masehi manusia prasejarah telah memdokumentasikan
setiap peristiwa, peringatan maupun catatan-catatan penting yang mereka
buat dalam bentuk lukisanpada dinding bekas tempat tinggal mereka.
Tahun 4000 sebelum masehi, orang
samaria bahkan sudah mulai menulis di tanah liat, kemudian tekhnologi
komunikasi yang juga telah di temukan seblum gelombang ini adalah pada
tahun 1401, Phi sheng di cina telah menemukan alat cetak sederhana untuk
mencetak buku. Dan pada tahun 1241 bahkan korea telah menemukan besi
sebagai pengganti tanah liat yang di gunakan untuk menulis. Dan pada
tahun 1456 kitab suci gutenberg di cetak dengan cetakan besi.
2. Gelombang 2 Masyarakat industri (1700-1970)
Sifat manusia yang serakah, merasa
tidak puas dengan hasil produksi mereka selama ini dalam bercocok tanam
dan memanfaatkan sumberdaya alam, kemudian mencoba memikirkan berbagai
alternatif cara untuk memperoleh keuntungan yang banyak dari pengelolaan
sumberdaya yang telah di sediakan oleh alam. Hingga kemudian membuat
manusia yang hidup gelombang ini di sebut juga sebagai manusia ekonomi.
Perubahan tekhnologi dan proses
komunikasi yang paling nyata adalah di tandai dengan semakin cepatnya
mobilitas manusia, barang maupun informasi. Tidak hanya berbatas negara,
tetapi juga terjadi antar negara dan benua. Pada gelombang ini pula
terjadi banyak perang dan penjajahan guna mendapatkan sumberdaya alam
sebanyak-banyaknya untuk mendukung proses industri.
Selanjutnya, surat kabar yang
sebelumnya di tulis dengan tangan dengan jumlah sekitar 100 lembar
sekali terbit, maka dengan menggunakan mesin cetak silinder, jumlah
dapat ditingkatkan menjadi 300 hingga 400 eksemplar perjam. Bahkan jika
menggunakan mesin off sett dapat ditingkatkan menjadi 8000-10.000
eksemplar/jam. Kemudian bila menggunakan mesin web rotasi offset sekali
mencetak bisa mencapai 20.000-60.000eksemplar/jam. Produksi
besar-besaran ini juga kemudian dilakukan untuk diperdagangkan.
Secara rinci, ciri-ciri masyarakat pada gelombang ini di tandai dengan hal-hal berikut:
1. Tenaga otot berganti menjadi tenaga mesin
2. Tenaga mesin di dukung energi dan plankton (minyak, batubara dll)
3. Penggunaan energy secara besar-besaran.
4. Mobilitas manusia, barang dan informasi lebih cepat.
5. Penjajahan untuk dijadikan cadangan sumber energy (Neokolonialisme) berkembang.
3. Gelombang 3 Masyarakat Informasi (1979-2000)
Sesungguhnya peradaban manusia pada
gelombang ini di awali denga ditemukannya transistor oleh William
Schokley dkk, pada tahun 1947. Hingga kemudian pada tahun 1967
integrated cirkuit/IC/CHIPS. Keberadaan IC/Chips inilah
yang kemudian mempengaruhi proses produksi barang-barang-barang
elektronik secara besar-besaran. Dan kemudian dapat di jual dengan harga
yang relative murah, atau oleh alvin toffler di sebut gejala
massivasikasi.
Personal komputer (home komputer)
adalah satu produk yang di produk secara massivikasi pada awal
berkembangnya era ini, mengalami peningkatan pemakaian yang sangat
signifikant pada tahun 1960-1980 dari 10.000 menjadi 10 juta set. Dan
enam tahun kemudian menungkat menjadi 40 juta.
Beberapa ciri yag dimiliki oleh masyarakat pada gelombang ini adalah sebagai berikut:
1. Mobilitas informasi berjalan sangat cepat, dan menyebabkan tingkat efisiensi sangat tinggi.
2. Mobilitas manusia dan barang semakin meningkat.
3. Diperoleh energi alternatif yang dapat di daur ulang.
4. Produktivitas pangan semakin meningkat dengan penggunaan bio tekhnologi.
5. Industri mekanik berubah menjadi industri program(perangkat lunak)
6. Ditemukannya tekhnologi informasi dan data prosessing.
Peradaban manusia gelombang 3 ini
selanjutnya disebut juga sebagai masyarakat informasi, karena peradaban
inilah kemudian awal dari munculnya masyarakat yang sebagaian besar
anggotanya menjadikan informasi sebagai salah satu kebutuhan utama dalam
hidupnya.
Dan gelombang ke tiga ini masih
terus berlanjut hingga sekarang, bagaimana kita lihat bahwa perkembagan
tekhnologi informasi terus saja terjadi dari massa ke massa. Baik itu
tekhnologi yang bersifat fisik seperti handphone, komputer maupun
software, yang berupa berbagai aplikasi yag menyertai produk fisik
maupun yang berdiri sendiri seperti internet dan sebagainya.
Kita lihat sekarang bagaimana
tekhnologi-tekhnologi informasi itu di produksi secara massivikasi.
Dapat dijangkau bahkan dengan harga yang sangat murah. Sehingga dengan mudahnya
anak SD mudahnya dapat memiliki Handphone. Sedangkan beberapa
tekhnologi komunikasi da informasi yang pada awal perkembangan peradaban
ini masih di produk secara demassifikasi sekarang juga telah lebih
mudah di akses.
Seperti seperangkat audio televisi,
satelit, dan lain-lainnya. sehingga dengan mudah sekarang komunitas
kecil dengan visi dan bentuk yang belum begitu jelaspun dapat mempunyai
stasiun radio sendiri. Sehingga tidak jarang di berbagai tempat
menjamurlah pertumbuhan radio dan televisi swasta. Belum lagi surat
kabar, internet centre (warnet) yang menyediakan layanan 24 jam.
Tekhnologi yang sofwarepun tidak
mau ketinggalan, bagaimana kemudian mereka berintegrasi dengan berbagai
tekhnologi informasi lainnya, seperti misalnya blackberry yang
menawarkan da menyediakan fasilitas dan fitur internet yang serba
lengkap. Belum lagi dengan beberapa handphone keluaran china yang di
jual dengan murah dan dapat di miliki siapa saja bahkan anak SD ataupun
TK sekalipun memungkin untuk memiliki HP yang juga telah menawarkan
fitur untuk mengakses layanan internet dimana saja.
Dan providerpun tidak mau
ketinggalan memanjakan masyarakat dengan berbagai produk dan fasilitas
yang memudahkan semua orang untuk mengakses informasi secepat mungkin
dimana dan kapanpun berada, dengan penawaran harga dan berbagai bonus
yang ditawarkan.
Belum lagi, kehadiran handphone
yang juga menyediakan fitur seperti televisi, dan radio yang memudahkan
penggunanya untuk dapat tetap menikmati informasi melalui radio maupun
televisi di manapun mereka berada hanya dengan menggunakan handphone
yang ada dalam genggaman mereka.
Peradaban masyarakat, menjadi
masyarakat informasi kemudian menciptakan berbagai macam produk dan
tekhnologi yang di buat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia
akan informasi yang aktual, cepat praktis. Kemudian menjadikan berbagai
media saling berintegrasi. Sehingga radio, sekarang sudah dapat di
dengar secara life streaming, dengan begitu tidak akan ada lagi batasan
wilayah jangkauan yang akan membatasi pendengar dengan radionya.
Sehingga tidak jarang lagi,
masyarakat amerika akan mendengarkan siaran radio di bengkulu. Bahkan
radio komunitas sekalipun. Surat kabarpun tidak mau ketinggalan,
merekapun melakukan proses intergrasi dengan tekhnologi internet,
melalui penerbitan media online. Dan internetpun sudah lebih terbuka
dengan menyediakan begitu banyak informasi apapun yang di butuhkan oleh
masyarakat. Dan produk-produk inilah yang kemudian kita sebut juga new
media.
Kehadiran new media, tentulah
merupakan sebuah angin segar bagi kita semua, karena dengan begitu
setiap orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan informasi kapanpun
dan dimanapun. Selain itu setiap orang juga dapat menyampaikan informasi
apapun kapanpun dan dimanapun mereka berada.
Setiap orang memiliki kesempatan
untuk menyampaikan berita, kritikan atau apapun untuk menyampaikan
aspirasinya melalui blog pribadi, share di web atau beberapa layanan
yang telah tersedida dan dapat di akses siapa saja di internet. Akan
tetapi, kehadiran new media ini kemudian juga membawa dampak negatif
yang meluas. Seperti banyak kita ketahui beberapa konflik antar personal
terjadi melalui perantara internet hingga kemudian meluas dan terjadi
di dunia nyata. Konflik-konflik antar suku, kelompok, agama, bahkan
negarapun terjadi. dan bahkan beberapa tahun belakangan ini banyak
sekali tindak kejahatan yang kita temui sebagai akibat dari internet dan
fasilitas-fasilitas yang di sediakan seperti facebook, twitter,
blogger, hingga grup-grup diskusi yang menjamur da muncul begitu saja.
Tanpa kemudian ada yang mengatur dan menertibkan ini. sehingga potensi
terjadinya konflik semakin meluas dan menimbulkan efek domino. Menyikapi
hal tersebut, seyogyanya memang new media juga menyiapkan sistem da
mekanisme regulasi yang mengatur mekanisme dan penggunaan new media.
Sehingga kemudian konflik dan kejahatan pada proses penggunaan new media
dapat di minimalisir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar