Kata ilmu dalam bahasa Arab “ilm”
yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan
penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu
pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah
sosial, dan sebagainya.
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya
Secara Etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge. Dalam ensiklpodiea of philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan. Adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Berbicara tentang sejarah, maka objek kajianya lebih dalam kepada peristiwa masa lampau. Begitu pula dengan ilmu pengetahuan yang Mula-mula manusia masih percaya pada mitos yang sekarang hanya dinilai sebagai pengetahuan semu (pseudo science). Karena mitos kemudian dianggap tidak memuaskan, maka dicarilah pure science. Objek utama yang dipikirkan manusia adalah alam, sehingga lahirlah pengetahuan.
Amsal Bakhtiar membagi periodeisasi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan menjadi empat periode: pada zaman Yunani kuno, pada zaman Islam, pada zaman renaisans dan modern, dan pada zaman kontemporer. Periodeisasi ini mengandung tiga kemungkinan. Pertama, menafikan adanya pengetahuan yang tersistem sebelum zaman Yunani kuno. Kedua, tidak adanya data historis tentang adanya ilmu sebelum zaman Yunani kuno yang sampai pada kita.
Ilmu Pengetahuan Pada Zaman Purba
Menurut George J. Mouly, permulaan ilmu dapat disusur sampai pada permulaan manusia. Tak diragukan lagi bahwa manusia purba telah menemukan beberapa hubungan yang bersifat empiris yang memungkinkan mereka untuk mengerti keadaan dunia. Masa manusia purba dikenal juga dengan masa pra-sejarah. Menurut Soetriono dan Rita Hanafie, masa sejarah dimulai kurang lebih 15.000 sampai 600 tahun Sebelum Masehi. Pada masa ini pengetahuan manusia berkembang lebih maju. Mereka telah mengenal membaca, menulis, dan berhitung. Kebudayaan mereka pun mulai berkembang di berbagai tempat tertentu, yaitu Mesir di Afrika, Sumeria, Babilonia, Niniveh, dan Tiongkok di Asia, Maya dan Inca di Amerika Tengah. Mereka sudah bisa menghitung dan mengenal angka. Meski agak berbeda dengan pendapat tersebut, Muhammad Husain Haekal (1888-1956) berpendapat lebih spesifik bahwa sumber peradaban sejak lebih dari enam ribu tahun yang lalu (berarti sekitar 4000 SM) adalah Mesir. Zaman sebelum itu dimasukkan orang ke dalam kategori pra-sejarah. Oleh karena itu, sukar sekali akan sampai kepada suatu penemuan yang ilmiah.
Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai permulaan zaman pra-sejarah dan zaman sejarah, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu lahir seiring dengan adanya manusia di muka bumi hanya saja penamaan ilmu-ilmu itu biasanya muncul belakangan.
Penekanan terhadap kegunaan dan aplikasi cenderung lebih diutamakan daripada penamaannya. Teori ini berlaku secara umum terhadap beberapa – untuk tidak dikatakan semua– disiplin ilmu dari generasi ke generasi. Berbekal otak, pengalaman, dan pengamatan terhadap gejala-gejala alam, manusia purba sudah barang tentu memiliki seperangkat pengetahuan yang dapat membantu mereka mengarungi kehidupan. Seperangkat pengetahuan tersebut semakin lama akan semakin tersusun rapi karena inilah karakteristik dasar ilmu.
Selanjutnya Mouly menyebutkan bukti-bukti secara berurutan terhadap pernyataannya sebagai berikut: Usaha mula-mula di bidang keilmuan yang tercatat dalam lembaran sejarah dilakukan oleh bangsa Mesir, di mana banjir sungai Nil yang terjadi tiap tahun ikut menyebabkan berkembangnya sistem almanak, geometri, dan kegiatan survei. Keberhasilan ini kemudian diikuti oleh bangsa Babilonia dan Hindu yang memberikan sumbangan-sumbangan yang berharga meskipun tidak seinsentif kegiatan bangsa Mesir. Setelah itu muncul bangsa Yunani yang menitikberatkan pada pengorganisasian ilmu di mana mereka bukan saja menyumbang perkembangan ilmu dengan astronomi, kedokteran, dan sistem klasifikasi Aristoteles, namun juga silogisme yang menjadi dasar bagi penjabaran secara deduktif pengalaman-pengalaman manusia.
Peradaban Mesir kuno, misalnya, mewariskan peninggalan-peninggalan bermutu tinggi seperti piramida, kuil, dan sistem penatanan kota. Peninggalan-peninggalan ini tidak mungkin ada tanpa adanya ilmu yang mereka miliki. Proses pembangunan piramida yang menjulang tinggi dan tersusun dari batu-batu besar pilihan tak bisa lepas dari matematika dan arsitektur. Begitu pula dengan proses pembangunan kuil megah mereka. Sementara itu, sistem penataan kota membutuhkan arsitektur dan administrasi pemerintahan. Dengan kata lain, peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut menunjukkan adanya ilmu-ilmu tertentu yang mereka miliki sehingga mereka bisa mewujudkan impian mereka menjadi kenyataan. Menurut Haekal, Mesir adalah pusat yang paling menonjol membawa peradaban pertama ke Yunani atau Rumawi.
Sementara itu, menurut Betrand Russell, pada masa Babilonia lahir beberapa hal yang tergolong ilmu pengetahuan: pembagian hari menjadi dua puluh empat jam, lingkaran menjadi 360 derajat, penemuan siklus gerhana yang memungkinkan terjadinya gerhana bulan bisa diramal dengan tepat dan gerhana matahari dengan beberapa perkiraan. Pengetahuan bangsa Babilonia ini sampai ke tangan Thales , filosof Yunani.
Ilmu Pengetahuan Zaman Yunani Kuno
Yunani kuno sangat identik dengan filsafat. filsafat dalam pengertian yang sederhana sudah ada jauh sebelum para filosof klasik Yunani menekuni dan mengembangkannya. Filsafat di tangan mereka menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada generasi-generasi setelahnya. Ia ibarat pembuka pintu-pintu aneka ragam disiplin ilmu yang pengaruhnya terasa hingga sekarang. Wajar saja bila generasi-generasi setelahnya merasa berhutang budi padanya, termasuk juga umat Islam pada abad pertengahan masehi bahkan hingga sekarang. Tanpa mengkaji dan mengembangkan warisan filsafat Yunani rasanya sulit bagi umat Islam kala itu merengkuh zaman keemasannya. Begitu juga orang Barat tanpa mengkaji pengembangan filsafat Yunani yang dikembangkan oleh umat Islam rasanya sulit bagi mereka membangun kembali peradaban mereka yang pernah mengalami masa-masa kegelapan menjadi sangat maju dan mengungguli peradaban-peradaban besar lainnya seperti sekarang ini.
Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi perubahan pola pikir manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Mitosentris adalah pola fikir masyarakat yangs sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam, sedangkan logosentris adalah pola fikir masyarakat yang tidak lagi mengandalkan mitos, namun lebih kepada rasio yang diperoleh dari penyeldikan ilmiah.
Dari proses inilah kemudian ilmu berkembang dari rahim filsafat yang akhirnya kita nikmati dalam bentuk teknologi. Karena itu, periode perkembangan filsafat Yunani merupakan entri poin untuk memasuki peradaban baru umat manusia. Inilah titik awal manusia menggunakan rasio untuk meneliti dan sekaligus mempertanyakan dirinya dan alam jagad raya.
Ilmu Pengetahuan Zaman Islam Klasik
Ilmu-ilmu keislaman seperti tafsir, hadis, fiqih, usul fiqih, dan teologi sudah berkembang sejak masa-masa awal Islam hingga sekarang. Khusus dalam bidang teologi, Muktazilah dianggap sebagai pembawa pemikiran-pemikiran rasional. Menurut Harun Nasution, pemikiran rasional berkembang pada zaman Islam klasik (650-1250 M). Pemikiran ini dipengaruhi oleh persepsi tentang bagaimana tingginya kedudukan akal seperti yang terdapat dalam Al-Qur`an dan hadis.
Sejak awal kelahirannya, pandangan islam tentang pentingnya ilmu tumbuh bersamaan dengan munculnya islam itu sendiri. ketika Rasulullah SAW menerima wahyu pertama, yang mula-mula di perintahkan kepadanya adalah membaca. Jibril memerintahkan kepada Muhammad dengan bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.Perintah ini tidak hanya sekali di ucapkan jibril berulang-ulang sampai nabi dapat menerima wahyu tersebut. Dengan kata iqra’ inilah kemudian lahir aneka makna seperi menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti dan mengetahui ciri sesuatu dan membaca teks baik tertulis maupun tidak. Wahyu pertama itu menghendaki umat islam untuk senantiasa membaca dengan di landasi bismi rabbik dalam arti hasil bacaan itu nantinya dapat bermanfaat bagi kemanusiaan.
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya
Secara Etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge. Dalam ensiklpodiea of philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan. Adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Berbicara tentang sejarah, maka objek kajianya lebih dalam kepada peristiwa masa lampau. Begitu pula dengan ilmu pengetahuan yang Mula-mula manusia masih percaya pada mitos yang sekarang hanya dinilai sebagai pengetahuan semu (pseudo science). Karena mitos kemudian dianggap tidak memuaskan, maka dicarilah pure science. Objek utama yang dipikirkan manusia adalah alam, sehingga lahirlah pengetahuan.
Amsal Bakhtiar membagi periodeisasi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan menjadi empat periode: pada zaman Yunani kuno, pada zaman Islam, pada zaman renaisans dan modern, dan pada zaman kontemporer. Periodeisasi ini mengandung tiga kemungkinan. Pertama, menafikan adanya pengetahuan yang tersistem sebelum zaman Yunani kuno. Kedua, tidak adanya data historis tentang adanya ilmu sebelum zaman Yunani kuno yang sampai pada kita.
Ilmu Pengetahuan Pada Zaman Purba
Menurut George J. Mouly, permulaan ilmu dapat disusur sampai pada permulaan manusia. Tak diragukan lagi bahwa manusia purba telah menemukan beberapa hubungan yang bersifat empiris yang memungkinkan mereka untuk mengerti keadaan dunia. Masa manusia purba dikenal juga dengan masa pra-sejarah. Menurut Soetriono dan Rita Hanafie, masa sejarah dimulai kurang lebih 15.000 sampai 600 tahun Sebelum Masehi. Pada masa ini pengetahuan manusia berkembang lebih maju. Mereka telah mengenal membaca, menulis, dan berhitung. Kebudayaan mereka pun mulai berkembang di berbagai tempat tertentu, yaitu Mesir di Afrika, Sumeria, Babilonia, Niniveh, dan Tiongkok di Asia, Maya dan Inca di Amerika Tengah. Mereka sudah bisa menghitung dan mengenal angka. Meski agak berbeda dengan pendapat tersebut, Muhammad Husain Haekal (1888-1956) berpendapat lebih spesifik bahwa sumber peradaban sejak lebih dari enam ribu tahun yang lalu (berarti sekitar 4000 SM) adalah Mesir. Zaman sebelum itu dimasukkan orang ke dalam kategori pra-sejarah. Oleh karena itu, sukar sekali akan sampai kepada suatu penemuan yang ilmiah.
Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai permulaan zaman pra-sejarah dan zaman sejarah, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu lahir seiring dengan adanya manusia di muka bumi hanya saja penamaan ilmu-ilmu itu biasanya muncul belakangan.
Penekanan terhadap kegunaan dan aplikasi cenderung lebih diutamakan daripada penamaannya. Teori ini berlaku secara umum terhadap beberapa – untuk tidak dikatakan semua– disiplin ilmu dari generasi ke generasi. Berbekal otak, pengalaman, dan pengamatan terhadap gejala-gejala alam, manusia purba sudah barang tentu memiliki seperangkat pengetahuan yang dapat membantu mereka mengarungi kehidupan. Seperangkat pengetahuan tersebut semakin lama akan semakin tersusun rapi karena inilah karakteristik dasar ilmu.
Selanjutnya Mouly menyebutkan bukti-bukti secara berurutan terhadap pernyataannya sebagai berikut: Usaha mula-mula di bidang keilmuan yang tercatat dalam lembaran sejarah dilakukan oleh bangsa Mesir, di mana banjir sungai Nil yang terjadi tiap tahun ikut menyebabkan berkembangnya sistem almanak, geometri, dan kegiatan survei. Keberhasilan ini kemudian diikuti oleh bangsa Babilonia dan Hindu yang memberikan sumbangan-sumbangan yang berharga meskipun tidak seinsentif kegiatan bangsa Mesir. Setelah itu muncul bangsa Yunani yang menitikberatkan pada pengorganisasian ilmu di mana mereka bukan saja menyumbang perkembangan ilmu dengan astronomi, kedokteran, dan sistem klasifikasi Aristoteles, namun juga silogisme yang menjadi dasar bagi penjabaran secara deduktif pengalaman-pengalaman manusia.
Peradaban Mesir kuno, misalnya, mewariskan peninggalan-peninggalan bermutu tinggi seperti piramida, kuil, dan sistem penatanan kota. Peninggalan-peninggalan ini tidak mungkin ada tanpa adanya ilmu yang mereka miliki. Proses pembangunan piramida yang menjulang tinggi dan tersusun dari batu-batu besar pilihan tak bisa lepas dari matematika dan arsitektur. Begitu pula dengan proses pembangunan kuil megah mereka. Sementara itu, sistem penataan kota membutuhkan arsitektur dan administrasi pemerintahan. Dengan kata lain, peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut menunjukkan adanya ilmu-ilmu tertentu yang mereka miliki sehingga mereka bisa mewujudkan impian mereka menjadi kenyataan. Menurut Haekal, Mesir adalah pusat yang paling menonjol membawa peradaban pertama ke Yunani atau Rumawi.
Sementara itu, menurut Betrand Russell, pada masa Babilonia lahir beberapa hal yang tergolong ilmu pengetahuan: pembagian hari menjadi dua puluh empat jam, lingkaran menjadi 360 derajat, penemuan siklus gerhana yang memungkinkan terjadinya gerhana bulan bisa diramal dengan tepat dan gerhana matahari dengan beberapa perkiraan. Pengetahuan bangsa Babilonia ini sampai ke tangan Thales , filosof Yunani.
Ilmu Pengetahuan Zaman Yunani Kuno
Yunani kuno sangat identik dengan filsafat. filsafat dalam pengertian yang sederhana sudah ada jauh sebelum para filosof klasik Yunani menekuni dan mengembangkannya. Filsafat di tangan mereka menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada generasi-generasi setelahnya. Ia ibarat pembuka pintu-pintu aneka ragam disiplin ilmu yang pengaruhnya terasa hingga sekarang. Wajar saja bila generasi-generasi setelahnya merasa berhutang budi padanya, termasuk juga umat Islam pada abad pertengahan masehi bahkan hingga sekarang. Tanpa mengkaji dan mengembangkan warisan filsafat Yunani rasanya sulit bagi umat Islam kala itu merengkuh zaman keemasannya. Begitu juga orang Barat tanpa mengkaji pengembangan filsafat Yunani yang dikembangkan oleh umat Islam rasanya sulit bagi mereka membangun kembali peradaban mereka yang pernah mengalami masa-masa kegelapan menjadi sangat maju dan mengungguli peradaban-peradaban besar lainnya seperti sekarang ini.
Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi perubahan pola pikir manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Mitosentris adalah pola fikir masyarakat yangs sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam, sedangkan logosentris adalah pola fikir masyarakat yang tidak lagi mengandalkan mitos, namun lebih kepada rasio yang diperoleh dari penyeldikan ilmiah.
Dari proses inilah kemudian ilmu berkembang dari rahim filsafat yang akhirnya kita nikmati dalam bentuk teknologi. Karena itu, periode perkembangan filsafat Yunani merupakan entri poin untuk memasuki peradaban baru umat manusia. Inilah titik awal manusia menggunakan rasio untuk meneliti dan sekaligus mempertanyakan dirinya dan alam jagad raya.
Ilmu Pengetahuan Zaman Islam Klasik
Ilmu-ilmu keislaman seperti tafsir, hadis, fiqih, usul fiqih, dan teologi sudah berkembang sejak masa-masa awal Islam hingga sekarang. Khusus dalam bidang teologi, Muktazilah dianggap sebagai pembawa pemikiran-pemikiran rasional. Menurut Harun Nasution, pemikiran rasional berkembang pada zaman Islam klasik (650-1250 M). Pemikiran ini dipengaruhi oleh persepsi tentang bagaimana tingginya kedudukan akal seperti yang terdapat dalam Al-Qur`an dan hadis.
Sejak awal kelahirannya, pandangan islam tentang pentingnya ilmu tumbuh bersamaan dengan munculnya islam itu sendiri. ketika Rasulullah SAW menerima wahyu pertama, yang mula-mula di perintahkan kepadanya adalah membaca. Jibril memerintahkan kepada Muhammad dengan bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.Perintah ini tidak hanya sekali di ucapkan jibril berulang-ulang sampai nabi dapat menerima wahyu tersebut. Dengan kata iqra’ inilah kemudian lahir aneka makna seperi menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti dan mengetahui ciri sesuatu dan membaca teks baik tertulis maupun tidak. Wahyu pertama itu menghendaki umat islam untuk senantiasa membaca dengan di landasi bismi rabbik dalam arti hasil bacaan itu nantinya dapat bermanfaat bagi kemanusiaan.
Kata Kunci Terbaru:
artikel peninggalan sosial budaya (134), menganalisis sejarah kenampakan alam serta hubungannya dengan keragaman sosial budaya (107), bentuk peninggalan sosial budaya (97), sejarah peninggalan sosial budaya (89), Zaman Mesolithikum (84), perkembangan kehidupan manusia purba di indonesia (80), bentuk peninggalan sosial budaya di indonesia (73), peninggalan sosial budaya jawa tengah (71), peradaban kuno amerika (54), ciri-ciri peradaban (50), zaman babilonia (50), sejarah kenampakan alam serta hubungannya dengan keragaman sosial budaya (49), ciri-ciri zaman batu (47), peninggalan sosial budaya di banten (44), Penemuan manusia purba dan hasil budayanya (43), ciri-ciri kehidupan manusia purba (39), hubungan perang dunia dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (38), sejarah perkembangan manusia purba (34), peninggalan sosial budaya di surabaya (31), kebudayaan babilonia (29), pengertian klasik (27), sejarah ham di yunani (27), pelestarian peninggalan sosial budaya jawa barat (26), hasil kebudayaan babilonia (25), ciri ciri peradaban awal (24), hasil kebudayaan zaman batu tua (24), hubungan perang dunia dengan perkembangan iptek (24), babilonialama (23), Peninggalan-peninggalan sosial budaya (23), manusia purba amerika (22), sejarah matematika amerika (22), ciri ciri zaman batu (21), ciri kehidupan manusia purba (21), kehidupan sosial zaman batu tua (21), babilonia lama (19), gejala alam dan pengaruhnya bagi umat manusia (19), kepercayaan pada zaman batu muda (19), kepercayaan pada zaman logam (19), manusia purba dan peninggalannya (19), peninggalan sosial (19), peninggalan sosial budaya di jawa timur (19), sejarah pers di indonesia sebelum kemerdekaan (19), menganalisis sejarah kenampakan alam (18), peradaban babilonia kuno (18), sejarah ham dari zaman babilonia (18), kepercayaan pada zaman batu tua (17), manfaat pers dalam kehidupan sehari-hari (17), asal mula sungai nil (16), ciri ciri zaman batu tua (16), peninggalan sejarah yunani (16), sejarah babilonia kuno (16), arti peninggalan sosial budaya (15), makna pelestarian peninggalan sosial budaya (15), manusia purba dan hasil budayanya (15), peninggalan kebudayaan india (15), Peninggalan sosial budaya dari BALI (15), ciri kehidupan zaman mesolithikum (14), hasil kebudayaan peradaban yunani kuno (14), mengembangkan pelestarian peninggalan sosial budaya (14), nama manusia purba di dunia (14), peninggalan sosial budaya di luar jawa (14), asal peradaban islam (13), jenis-jenis peninggalan sosial budaya (13), manusia pendukung zaman batu tua (13), manusia purba di amerika (13), peninggalan sosial dan budaya (13), sejarah perkembangan ham internasional (13), ciri peradaban awal (12), hubungan perang dunia dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (12), Jenis manusia purba dan hasil kebudayaannya (12), peninggalan sosial budaya di medan (12), keterkaitan perkembangan manusia dengan hasil kebudayaan dari zaman batu hingga zaman logam (11), nama manusia purba (11), peninggalan budaya yunani (11), peradaban babilonia lama (11), perkembangan zaman batu (11), ciri-ciri zaman batu tua paleolitikum (10), hasil kebudayaan zaman pra sejarah (10), hasil kebudayaan zaman prasejarah (10), kehidupan sosial pada zaman batu tua (10), maksud peradaban (10), manusia swanscombe (10), nama nama penemu manusia purba (10), peninggalan sosial budaya dibali (10), peradaban babilonia baru (10), peradaban manusia purba (10), perkembangan kebudayaan manusia purba (10), sejarah peradaban kuno amerika (10), benda peninggalan manusia purba (9), ciri-ciri kehidupan pada zaman batu tua (9), hasil budaya manusia purba pada zaman batu (9), kehidupan sosial manusia purba (9), kepercayaan zaman batu besar (9), legenda sungai nil (9), Manfaat pers bagi manusia (9), matematika amerika (9), pengertian babilonia (9), pengertian peradaban (9), peninggalan budaya manusia prasejarah (9), peninggalan kebudayaan babilonia (9)
tags: ilmu pengetahuan, pendidikan, sejarah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar